AJI: independensi jurnalis terancam di tahun politik 2014

id tahun poloti 2014, tahin poltik, independensi media, independensi, jurnalis, terancam

AJI: independensi jurnalis terancam di tahun politik 2014

Aliansi Jurnalis Independen (Foto Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

...Menjelang perhelatan politik 2014, pemilihan presiden/wakil presiden dan pemilihan anggota legislatif, suhu politik sudah mulai memanas sementara media menjadi mediator pertarungan politisi...
Makassar (ANTARA Sumsel) - Ketua Panitia Diskusi Akhir Tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar Nurdin Amir mengatakan, independensi media dan jurnalis di tahun politik 2014 disinyalir terancam akibat kepentingan politik.
        
"Menjelang perhelatan politik 2014, pemilihan presiden/wakil presiden dan pemilihan anggota legislatif, suhu politik sudah mulai memanas sementara media menjadi mediator pertarungan politisi," kata Nurdin di Makassar, Jumat.
        
Dia mengatakan, dibandingkan Pemilu 2009, menghadapi Pemilu 2014 sudah terjadi pergeseran, karena politisi tidak hanya memakai mesin politik partai, melainkan juga memanfaatkan media massa untuk melakukan pencitraan kepada masyarakat.        
   
Oleh karena itu, lanjut dia, sejumlah politisi mendirikan media massa untuk mendukung kepentingan politiknya. Mencermati kondisi tersebut, maka AJI Makassar terinspirasi menggelar diskusi akhir tahun yang mengusung tema ¿Ancaman Independensi Media dan Jurnalis di Tahun Politik 2014".
         
Diskusi yang dijadwalkan pada Sabtu (28/12) di Makassar ini merupakan bagian dari kritik untuk menjaga independensi media di Indonesia menuju media yang sehat bagi kepentingan masyarakat.
          
Adapun pembicara yang akan membahas masalah tersebut adalah Arfi  Bambani Amri (Divisi Etik Profesi AJI Indonesia), S.Sinansari Ecip (Pemerhati Media), Yosef Adi Praseyto (Dewan Pers) dan Judhariksawan (Ketua KPI Pusat) yang dipandu Dosen Komunikasi Universitas Hasanuddin Muliadi Mau, MSi.
         
Menurut Nurdin, kegiatan ini selain menjadi program tahunan AJI juga sebagai media untuk memberikan paradigma yang berbeda terhadap pola pikir dan perilaku media massa yang secara tidak sadar terjerumus dalam kepentingan politik.
         
Dia mengatakan, para politisi beranggapan bahwa yang menguasai informasilah yang akan menjadi pemenang, sehingga tidak tanggung-tanggung mengeluarkan anggaran triliunan rupiah untuk mendirikan media ataupun membeli media.
          
Sementara politisi yang tak memiliki media sendiri, akhirnya banyak mendekati media dan jurnalis. Mereka rela mengucurkan banyak duit agar terus tampil di media.
         
"Celakanya, kepentingan politik praktis ini bergayung sambut dengan adanya media dan jurnalis yang rela menanggalkan independensinya," ujarnya.