Satgas Kodam Sriwijaya amankan perbatasan Indonesia-Malaysia

id kodam, pengamanan perbatasan, indonesia - malaysia

Satgas Kodam Sriwijaya amankan perbatasan Indonesia-Malaysia

Ilustrasi. (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia dari prajurit Batalyon Infanteri Komando Daerah Militer II/Sriwijaya diberangkatkan menuju Kalimantan Barat.

Pemberatan prajurit Batalyon Infanteri 143 Natar Lampung itu dilepas Wakapolda Lampung dalam suatu upacara Senin (25/11), kata Kepala Penerangan Kodam II/Sriwijaya Kolonel Inf Afianto kepada wartawan di Palembang, Selasa.

Dalam amanatnya Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo saat pemberangkatan itu mengatakan, Kodam II/Sriwijaya sudah kesekian kalinya mendapatkan kepercayaan dari pimpinan TNI untuk melaksanakan tugas operasi di daerah perbatasan.

Dalam kehidupan militer, tugas operasi dimaknai sebagai suatu kebanggaan dan kehormatan.

Sebelum diberangkatkan pimpinan TNI AD telah berupaya memberikan dan meningkatkan kemampuan dan kesiapan prajurit yang tergabung dalam Satgas Yonif 143 dengan latihan.

Latihan itu sebagai upaya pimpinan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan medan dan tugas dihadapi di lapangan atau daerah penugasan.

Dalam pelaksanaan latihan tersebut prajurit telah dibekali dengan berbagai pengetahuan adat istiadat penduduk setempat, perkembangan situasi terakhir perbatasan Kalimantan Barat, hukum, pengetahuan prosedur pengamanan perbatasan sesuai dengan ketentuan Internasional, kata Pangdam dalam amanatnya.

Selain itu prajurit juga dibekali tentang berbagai jenis patok perbatasan dan prosedur pelaporan serta tindakan yang diambil terkait temuan di lapangan.

Selain itu Satgas juga telah menerima pembekalan dari instansi terkait meliputi, materi hukum, keimigrasian, Bea Cukai, kepolisian dan materi teritorial diantaranya, antropologi, sosiologi masyarakat setempat.

Selain itu juga diberikan pengetahuan agama dan tokoh serta bahasa daerah.

Begitu juga berbagai studi kasus di wilayah perbatasan antara lain tentang penanganan aksi pembalakan liar, penyelundupan barang terlarang, TKI ilegal dan Human Traficing di wilayah Kalimantan Barat juga diberikan.