APEC harus untungkan dua komoditas indonesia

id apec, kertas, sawit, cpo, cpo indonesia, komoditas sawit

APEC harus untungkan dua komoditas indonesia

Ilustrasi - Seorang petani sedang mengumpulkan hasil panen kelapa sawit (FOTO ANTARA)

Pekanbaru (ANTARA Sumsel) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali yang berlansung pada tanggal 1-10 Oktober 2013, harus menguntung bagi dua komoditas yakni kertas dan minyak sawit mentah (CPO) Indonesia.

"Meski belum masuk kategori produk yang ramah terhadap lingkungan dalam KTT APEC Bali, setidaknya dapat membawa dampak positif khususnya bagi industri kertas dan CPO," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Rusli Tan yang dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.

Pada KTT APEC yang dilaksanakan di Rusia pada tahun 2012, pemerintah Indonesia juga belum berhasil mendaftarkan CPO untuk masuk kategori produk ramah lingkungan atau Environment Good List.

Kendati demikian, pihaknya tetap berharap pemerintah harus berani menyatakan sikap di depan forum APEC bahwa industri bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia berbasis hutan tanaman industri serta ramah lingkungan, ditengah gencarnya kampanye komoditas itu.

Lalu pemerintah Indonesia terus memperbaiki diri terhadap industri di sektor kehutanan, seperti Kementerian Perdagangan yang akan mewajibkan produk ekspor hutan harus dibekali Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Ketika pemberlakuan SVLK dijalankan, nantinya bukan hanya penebangan kayu, tetapi kayu yang keluar dari hutan tanaman industri akan dicatat dan diberi sistem verifikasi legalitas, sehingga kayu itu memiliki keberlanjutan.      
"Dengan demikian, kampanye negatif yang dihembuskan organisasi nonpemerintah (NGO) terhadap industri sektor kehutanan menjadi mentah dengan sendiri. Apalagi, jika dilengkapi bukti-bukti akurat serta ramah terhadap lingkungan," ujarnya.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebelumnya mengajak semua pihak terutama pengusaha nasional, menggunakan momentum KTT APEC di Bali sebagai sarana untuk melawan kampanye negatif terhadap produk industri Indonesia di pasar global.

"Perlu ada suara secara kolektif, jangan tereduksi kepentingan bisnis salah satu perusahaan untuk Indonesia Inc (incoperation)," katanya pada Rakernas Kadin Bidang Agribisnis, Pangan bersama Bidang Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan.

Seperti diketahui, komoditas andalan nasional seperti minyak sawit mentah dan produk industri kehutanan Indonesia seperti pulp dan kertas, terus mendapat kampanye negatif dari LSM asing di pasar internasional.

KTT APEC merupakan momentum yang tepat untuk menyuarakan dan mempromosikan bersama untuk melawan isu negatif itu.

"Kita 'counter' bersama isu kampanye negatif pada konferensi APEC di Bali pada awal Oktober nanti," tegasnya.