Wapres: masalah pangan belum bisa terpecahkan

id pangan, belum terpecahkan, masalah, wapres

Wapres: masalah pangan belum bisa terpecahkan

Wapres Boediono (FOTO ANTARA)

...Hampir satu miliar umat manusia di dunia setiap harinya hidup dalam kondisi kekurangan pangan bahkan kelaparan, terutama yang tinggal di negara-negara berkembang serta yang mengalami konflik dan peperangan yang berkepanjangan...
Palangka Raya (ANTARA Sumsel) - Wakil Presiden Boediono menyatakan, masalah bahan pangan merupakan hal yang paling mendasar belum bisa terpecahkan sampai sekarang dalam kelangsungan hidup manusia.
         
"Hampir satu miliar umat manusia di dunia setiap harinya hidup dalam kondisi kekurangan pangan bahkan kelaparan, terutama yang tinggal di negara-negara berkembang serta yang mengalami konflik dan peperangan yang berkepanjangan," kata Boediono di Palangka Raya, Kamis.
         
Menurutnya penyebab dari kekurangan dan kerawanan pangan yang pertama adalah masalah politik dan keamanan yang tidak memungkinkan penduduk bekerja dan memenuhi pangannya.
         
Penyebab kedua karena kebijakan sektor pertanian pangan yang salah arah, meskipun tidak ada konflik atau peperangan, tetapi tidak bisa menghasilkan pangan yang cukup bagi rakyat walau memiliki lahan pertanian yang cukup.
         
Hal itu, ungkapnya terjadi karena pemerintahnya tidak membangun infrastruktur yang dibutuhkan, tidak mengembangkan lembaga pendukung pertanian yang seharusnya ada, tidak memberikan insentif yang cukup kepada para petani untuk mengusahakan pekerjaan pangan yang produktif serta tidak mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan guna meningkatkan produktivitas pertanian pangan.
         
Bencana alam merupakan faktor ketiga kekurangan pangan yang paling menonjol karena adanya perubahan iklim yang menimbulkan cuaca yang ekstrim di berbagai bagian dunia dan kerusakan lingkungan akibat ulah manusia.
        
Faktor keempat yakni ketergantungan yang besar pada impor pangan pokok, yang bisa terjadi sewaktu produksi pangan dunia mengalami gangguan karena iklim atau tiba-tiba ada gangguan terhadap arus perdagangan pangan di dunia.
        
 Untuk itu ia mengajak agar bisa belajar dari kenyataan tersebut, serta jangan sekali-kali menempatkan bangsa pada posisi yang terbuka terhadap resiko terhadap ketidakstabilan politik dan keamanan. Selain itu harus menghindari penyebab kerawanan pangan yakni salah mengurus sektor pertanian pangan.
         
"Apabila itu dilakukan berarti membiarkan bangsa kita tersandera nomor wahid terhadap rawan pangan dan kelaparan, mari kita semua, pemerintah, dunia usaha, para petani dan nelayan bersama-sama mengawal kebijakan pangan dengan sebaik-baiknya," tuturnya. (TAN/KR-TVA)