Pakaian perempuan Palembang yang berbudaya

id busana tradisional, pakaian budaya perempuan palembang

Pakaian perempuan Palembang yang berbudaya

Empat perempuan Palembang menampilkan busana tradisional yang disesuaikan dengan status masih gadis atau telah menikah. Foto antarasumsel.com/Nila Fu'adi)

....Busana tradisional itu tidak hanya berfungsi sebagai pakaian untuk menutupi tubuh tetapi juga menjadi ciri dan status perempuan di daerah itu....
Palembang  (ANTARA Sumsel) -  Kecantikan perempuan Palembang ternyata telah ke sohor sejak dahulu kala  bukan hanya dari kulit putih bersih menarik tetapi pakaian tradisional yang dikenakan juga luar biasa berbudaya.

Pelestari Budaya Palembang, Anna Kumari, Senin mengatakan busana perempuan khas Palembang sejak jaman Kesultanan Palembang Darussalam telah menjadi ciri yang sangat menarik bagi siapapun yang melihat cara berpekaian wanita di daerah itu.

Busana tradisional itu tidak hanya berfungsi sebagai pakaian untuk menutupi tubuh tetapi juga menjadi ciri dan status perempuan di daerah itu.

Menurut dia, seorang gadis akan berbeda pakaiannya dengan perempuan yang baru menikah atau ibu-ibu.

Busana tersebut dibedakan dari cara berpakaian maupun hiasan yang melengkapi perempuan itu.
 
 Ia mengatakan, dengan demikian tidak susah bagi siapapun yang di jaman kesultanan mengenal perempuan yang dijumpainya karena gadis ataupun seorang ibu akan terlihat dari busana yang dikenakannya.

Anna menjelaskan, sejumlah perlengkapan b usana kebesaran wanita Palembang tersebut, seperti baju jubah, baju kurung, kain songket jantung dan selendang limar jantung serta kalung anak ayam.

Selain  itu, perhiasan yang biasanya digunakan adalah anting-anting, gelang sempuru, gelang kepala ulo, suri, gandik dan mujawarah serta peniti sekebet.

Dia menambahkan, baju kebaya juga menjadi salah satu busana yang biasa digunakan perempuan Palembang, seperti kebaya songket dipakai penganten baru dan kebaya cucur bersulam dikenakan anak dara atau gadis.
 
 Pakaian-pakaian tersebut saat ini sudah sangat jarang dikenakan padahal  kalau tetap dilestarikan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang Mirza Fansyuri mengatakan pakaian merupakan identitas warga Palembang yang harus dilestarikan.

Melestarikan busana tradisional akan menjadi salah satu bagian dari upaya melawan gempuran budaya barat yang kini telah merajalela sehingga generasi muda cenderung mengunakan pakaian yang tidak berbudaya. (Nila)