Harga karet ekspor Sumsel masih fluktuasi

id karet, ekspor, fluktuasi

Harga karet ekspor Sumsel masih fluktuasi

Contoh karet ekspor yang diproduksi anggota Gapkindo Sumsel. (FOTO ANTARA/Yudi Abdullah/11)

...Pada 19 Januari harga karet ekspor Rp29.176 per kg, sehari berikutnya turun tipis Rp29.173 per kg dan terakhir hari Sabtu naik menjadi Rp30.083 per kg...
Palembang, (ANTARA News) - Harga karet ekspor kualitas 90 persen di Sumatera Selatan pada Sabtu tercatat Rp30.083 per kilogram atau naik dibandingkan sebelumnya kisaran Rp29.173 per kg.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, H Awie Aman, di Palembang, mengatakan harga karet ekspor dalam sepekan terakhir masih tetap berfluktuasi, karena disesuaikan dengan pasaran di luar negeri.

Harga karet ekspor kualitas 90 persen sejak 16 Januari lalu hingga saat ini memang belum stabil atau fluktuatif.

Pada 16 Januari tercatat Rp27.442 per kg, sehari kemudian naik menjadi Rp28.157 per kg, dan 19 Januari naik lagi Rp29.176 per kg. Sehari berikutnya turun tipis Rp29.173 per kg dan terakhir hari Sabtu naik menjadi Rp30.083 per kg.

Sementara, harga karet di tingkat petani pada sentra produksi daerah Kabupaten Muaraenim Sumsel, lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Menurut Fauzi (41), petani dari Desa Putak, Kabupaten Muaraenim, harga karet di tingkat petani dibeli oleh pedagang pengumpul Rp16.750 per kg, atau ada kenaikan dibandingkan sebelumnya kisaran Rp16.700 per kg.

Ia menjelaskan, walaupun kenaikan tersebut tidak terlalu tinggi, namun setidaknya perkembangan harga karet di tingkat petani berangsur membaik.

Ia berharap, harga karet terutama di tingkat petani semakin membaik, karena di daerah tersebut sebagian besar warganya hanya mengandalkan dari hasil menyadap karet.

Memang ada sebagian warga yang tidak memiliki kebun karet, melakukan usaha bertanam padi dan sayuran sebagai penghasilan, katanya.

Sementara, berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, karet yang dipasarkan di Sumsel dipasok dari sejumlah daerah sentra produksi seperti Kabupaten Muaraenim, Lahat, Musirawas, Musibanyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur.

Termasuk sebagian dari wilayah Kota Prabumulih dengan total luas mencapai hampir satu juta hektare, dimana sebagian besar dikelola oleh pengusaha perkebunan besar swasta nasional dan asing, serta sisanya digarap oleh petani secara tradisional.

Lebih lanjut Fauzi menambahkan bahwa para petani di daerahnya, sekarang ini gencar menggarap lahan ditanami dengan komoditas karet sebagai upaya peremajaan kebun yang tidak lagi produktif atau usia tua.

Warga yang menggarap lahan di daerah tersebut, selain petani di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim, sebagian adalah pendatang dari Kota Palembang bahkan ada beberapa pejabat untuk usaha persiapan masa pensiun, katanya.(ANT-Suparni)